Yen Tak Berdaya Versus Dolar dan Euro Jelang Hasil Pertemuan BOJ
Thursday, April 25, 2024       15:31 WIB

Ipotnews - Yen menyentuh level terendah 34 tahun terhadap dolar dan posisi terendah 16 tahun versus euro, Kamis, karena investor memperkirakan pertemuan kebijakan Bank of Japan yang berakhir besok tidak akan cukup hawkish untuk mendukung mata uang Jepang itu.
Sehari sebelumnya, dolar yang kuat menembus di atas level 155 yen untuk kali pertama sejak 1990 setelah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat selama beberapa hari, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Kamis (25/4).
Hari ini, greenback melesat ke level tertinggi 34 tahun di 155,74 yen dan terakhir menguat 0,2% menjadi 155,62. Euro mencapai level tertinggi dalam 16 tahun di 166,98 yen, dan terakhir naik 0,35% jadi 166,77.
Level 155 yen dilihat sejumlah pelaku pasar sebagai batas yang akan mendorong otoritas Tokyo untuk mengambil tindakan.
"Jika mereka (otoritas Jepang) tidak mengambil tindakan, penembusan level 155 dapat menarik aliran spekulatif karena pasar memperkirakan adanya intervensi," kata Athanasios Vamvakidis, analis BofA.
"Jika mereka membeli yen, tekanan masih bisa muncul karena banyak investor yang menunggu intervensi untuk menjual mata uang Jepang itu," tambahnya, dengan alasan yen bisa mencapai 160 meski ada intervensi.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda diperkirakan mewaspadai kejadian tahun 2022, ketika pernyataan dovish pendahulunya memicu kejatuhan yen yang memaksa Tokyo melakukan intervensi untuk menopang mata uang tersebut.
Namun, prospek suku bunga Jepang tetap rendah untuk jangka waktu lama dan ekspektasi penundaan pemangkasan suku bunga Federal Reserve terus menekan yen.
"Kami memperkirakan pertemuan BOJ akan memberikan hasil yang sedikit hawkish," kata Carl Ang, analis MFS Investment Management.
"Ekspektasi pengetatan kebijakan bertahap dan terminal policy rate yang rendah membuat yen sulit untuk terapresiasi secara signifikan, bahkan jika pada level yang secara historis tertekan."
Namun dolar masih mengalami sedikit penurunan dibandingkan mata uang lainnya setelah sedikit turun awal pekan ini menyusul data aktivitas bisnis yang optimistis di zona euro dan Inggris membuat euro dan poundsterling menguat.
Terakhir, euro naik 0,15% menjadi USD1,0712, sedikit menjauh dari level tertinggi satu minggu pada sesi Rabu, sementara sterling menguat 0,2% menjadi USD1,2493.
Sentimen konsumen Jerman akan meningkat pada Mei didukung oleh ekspektasi income rumah tangga yang lebih cerah, sebuah survei menunjukkan.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melemah 0,1% menjadi 105,69, meski menjauh dari level terendah hampir dua minggu di sesi sebelumnya.
Investor menunggu data ekonomi Amerika hari ini dengan analis mengindikasikan perhatian akan tertuju pada deflator harga produk domestik bruto (PDB) inti di kuartal pertama, yang dapat memberikan indikasi untuk rilis harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan the Fed, yang dirilis Jumat.
"Deflator PCE inti kuartal pertama hari ini bisa menjadi penggerak pasar," kata Chris Turner, analis ING.
Perdagangan di Asia sepi karena pasar Australia ditutup untuk libur nasional.
Aussie menguat 0,26% menjadi USD0,6514, didukung surutnya spekulasi penurunan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) tahun ini setelah inflasi harga konsumen di negara tersebut melambat kurang dari perkiraan pada kuartal pertama.
Dolar Selandia Baru naik 0,3% menjadi USD0,5954. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, May 04, 2024 - 18:47 WIB
GOTO Berencana Private Placement dan Buyback Saham
Saturday, May 04, 2024 - 18:37 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KARW
Saturday, May 04, 2024 - 18:32 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GDST
Saturday, May 04, 2024 - 18:27 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IKPM
Saturday, May 04, 2024 - 18:22 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of YPAS
Saturday, May 04, 2024 - 18:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of TYRE
Saturday, May 04, 2024 - 18:16 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IGAR